Selasa, 16 Oktober 2012

Sore ini jadi indah

Sore ini mendung.
Lalu di ufuk sana, awan gelap menggelayut manja. Mulai menangis karena tak ku bagi coklat kemaren. Ah, itu terlalu sedikit, bahkan untuk diri ku sendiri, bela ku. Untunglah ia bisa ku rayu,
hingga sisa sore itu terang. Ia mulai tersenyum rupa-rupanya.

Karena tak lagi hujan, ku langkahkan kaki ke hamparan pasir abu-abu.
Ia memang tak putih. Namun ia indah. Buih-buih ombak berlomba mendekatinya.
Ku rasa mereka telah jatuh hati padanya.

Ku rasakan angin membelai tubuh, dingin bagi ku, namun sejuk baginya.
Dia, awan itu. Dia juga pasir itu.

Kami datang kesini bersama-sama, akan membangun istana ketenangan dari pasir.
Lalu mulai mengumpulkan semua hal-hal indah sebagai bahan dasarnya dan menyimpannya di hati masing-masing.

Aku sempat tertidur, karena kelelahan mencari bahan lainnya.
Ia mencarikannya untuk ku, sedang ku pulas dalam peluknya.
Ah, aku jadi malu.

Ketika terjaga, istana itu telah berdiri megah di hadapan ku.
Setiap tiangnya dilapisi kepercayaan dan pita ungu,
dan semua temboknya berwarna cinta.
Menaranya adalah kasih,  yang dibentengi kebahagiaan.

Ia bilang itu untuk ku.
Cepat-cepat ku simpan istana itu dalam hati,
sebelum awan menangis lagi.
Karena aku lupa membawa coklat untuknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar