Senin, 02 April 2012

Larik Miskin

Hai pemerintah, apa kabar mu?
Aku baik, hanya sedikit miskin.
Bukan, maksud ku benar-benar miskin.
Miskin, semiskin-miskinnya.

Kau menuntut kesabaran ku,
Untuk miskin beberapa saat lagi.
Padahal aku telah siapkan sabar selama yang ku bisa.
Ah, pemerintah ini. Buatku miskin saja.

Sedikit lebih lama, mungkin ku buat negara baru saja tanpa pemerintahan.
Kacau, kacaulah.
Begitu kecewanya pada pemerintah, yang buatku miskin.

Hari ini aku masih bisa makan,
itupun hasil mengemis pada pemerintah.
Padahal aku punya berjuta-juta rupiah padanya,
yang ia tak akui itu milikku.
Semakin miskinlah aku.

Ingin ku naik banding,
tapi pengacarapun sekarang milik pemerintah.
Bukan mendapat hakku,
aku malah masuk jeruji besi.
ah,, pemerintah. kau buat ku miskin saja,
sedang kau bertambah buncit dengan kekayaanmu.

Bagilah pada ku setengah dari milikku yang kini kau genggam.
Tak apa ku beri setengah padamu.
Jangan ambil semuanya, hingga penuh mulutmu
tak lagi mampu sebut nama mu sendiri.
Agar terisi pula perutku yang sarat air dan angin
- air dari kran mu siram bunga,
- dan angin dari belakang AC mu yang sejuk
dengan sedikit nasi dan sambal yang enak.

Tlah lama aku tak makan enak,
Oh pemerintah.
Pun pakaian ku tak ada mode.
Tahukah kau, Aku miskin karena serakahmu.

Baiklah, begini saja.
Akan ku doakan kau, karena hanya itu yang mampu ku beri saat ini.
Dan beri juga ku apa yang menjadi milikku.
Ingat, setengah pun tak apa.
Agar tak lagi miskin aku,
agar layak ku menjadi manusia.



*nungguduitsakuyanggakcairjuga. Padahalhutangnumpuk.
:(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar