16 January 2017
Morn in my room
Curcol
Semenjak memasuki tahun 2017, 16 hari telah berlalu. Belum
melakukan apapun untuk memperbaiki hidup, selain bermain monopoli setiap hari.
Hari-hari berlalu begitu saja tanpa meninggalkan kesan. Ah, pengangguran emang
gak enak. Mencoba cari kesibukan, jalan-jalan atau nongkrong, tapi tak ada
sahabat dan kawan. Mau mencari kerja, tapi tak ada yang mau menerima pekerja
untuk dua bulan. Mau ke ladang, ya hanya ini yang memungkinkan. Membersihkan
ladang, tanam sayur, mencangkul menggemburkan tanah dll. Hanya saja ini masih
diniatkan. Semoga besok bisa terlaksana.
Harapan
Ada impian yang dibuang jauh setelah mengambil keputusan
untuk berhenti dan pergi. Impian yang
telah lama disimpan dan menjadi bayang-bayang setiap saat. Namun semakin kuat
mengejar, ia semakin jauh berlari, seperti menyentuh pelangi di kaki langit,
tak akan pernah bisa.
Namun ada harapan, yang membuat hidup ini lebih hidup.
Harapan untuk melihat orang-orang di sekitar bahagia. Dan itu adalah harga
mati, sehingga impian itu tak lagi penting saat ini. Tentu saja ia masih ada di
dalam hati namun jika pelangi itu tak mampu disentuh, cukup dipandang saja. Dan
ini tidaklah buruk untuk dilakukan. Memandang pelangi.
Tapi, mungkin, jika Tuhan menyelipkan impian itu di dalam
harapan yang saat ini sedang on the way, akan sangat menyenangkan. Ah, rencana
Tuhan tak terselami.
l di dalam hidupku. Biar Tuhan yang
mengajar, menunjukkan jalan dan menasehatiku setiap waktu. Biar dalam nama
Tuhan aku bernafas dan menutup mata. Biar dalam nama Tuhan ku rangkai mimpi dan
keinginan hatiku. Biar dalam nama Tuhan semua ada dan tak ada.